Rabu, 28 Desember 2011

antara aku, kamu dan kamu

Di depan tempat duduk gue, terlihat dua orang perempuan dengan menggunakan baju yang berwarna tua. Mereka duduk satu meja dengan gue dan menghadap ke arah gue, dengan tambahan segelas minuman seharga 5000 rupiah yang serupa untuk tiga orang di satu meja ini menemani.

Yang satu, terlihat sedang cemas dan galau sambil terus maenin hapenya. Dan yang satu lagi, sedang enjoy menikmati masa pacarannya.

orang yang terlihat senang maenin hapenya itu adalah Salma, ”. seseorang yang gue kenal tanpa sengaja dan dekat dengan gue sebagai teman curhatnya mulai dari dunia maya, seseorang yang menjadi tinta yang luntur setelah tertulis di lembaran putih hidup gue yang berjudul “Kekasih”, dan ternyata tinta itu jauh lebih awet apabila di tulis di lembaran hidup gue yang berjudul “Sahabat”. Orang yang terlihat sedang enjoy itu adalah Galby, ya dia pacar gue



Saat melihat mereka, seakan-akan gue bisa mengingat bagaimana perjalanan gue bisa bertemu mereka.

Salma, orang yang sekarang menjadikan gue teman curhatnya ini gue kenal melalui facebook. Dan Kami mulai komunikasi dan gue mulai mencoba mengenal dia setelah dia meminjami gue buku dari seorang penulis, artis, dan perampok baju tetangga yang bernama Raditya dika yang dia punya, dan mencoba nge-wall dia melalui facebook. Sebelumnya, saat tepat bertemu dia adalah pas dia nyoba minjemi gue buku “Shitlicious” (Atau bahasa Indonesianya : E’ek lezat) karangan Alit susan namun karena dia gak punya, dia minjemi gue buku yang lain.

Jujur, gue lupa bagaimana awal kami berkenalan hingga akhirnya menjadi sekarang ini. Seakan-akan gue setelah mengenal dia kemudian langsung menjadi sahabat begitu saja.

Awalnya gue lihat dari status yang berada di facebook dia, gue langsung mendapati Salma adalah seorang yang baik, setia, dan telah mempunyai seseorang yang spesial. Gue jelas gak peduli masalah kekasih karena memang niat gue untuk berteman dengan dia, meskipun akhirnya nyesek sejadi-jadinya dijadikan tempat curhatan oleh orang yang sudah pacaran tentang masalah pacarnya sementara gue berbeda nasib dengannya (IYA!!!! GUE JOMBLO WAKTU ITU! PUAS?!).

Salma sering membicarakan tentang masalah pacarnya, teman-temannya, dan kucing tetangga yang ternyata tengah hamil muda (Kalau gak salah umur sang jabang bayi udah 9 bulan tapi belum lahir-lahir juga loh! Gue bilang biar kucingnya di operasi sessar aja, tapi gak mau).

Dan layaknya teman lama, gue akhirnya mengerti mood dia di tiap kali dia curhat. Kalau misalnya dia update status galau ala-ala ABeGe (Anak Baru Galau) jaman sekarang, dan gue tanya dia lagi kenapa dia ngasih tau gue, berarti dia memang sedang membutuhkan teman untuk curhat. Kalau dia gue tanya dia tidak menjawabnya, berarti dia membutuhkan waktu untuk sendiri dan berkoar di facebook.Kalau dia gue tanya tiba-tiba tercium aroma tidak sedap, berarti ada yang salah, gue belum mandi.

Yah… Gue emang sering nanya keadaan dia saat dia sedang galau. Kenapa? Karena gue memang suka menerapkan praktek “Cinta satu arah” kepada setiap orang yang deket sama gue (seperti keluarga, sahabat,temen deket, temen ngepet, dll.). Maksudnya? Yah, gue akan memberikan apapun yang terbaik untuk kebahagiaan orang yang gue cinta tanpa imbalan, dan setiap kali gue memberikan kebahagiaan kepada mereka pasti gue ujung-ujungnya akan terkena cipratan kebahagiaan juga. Kalian pasti juga akan merasa bahagia kan apabila mengetahui orang yang kalian cinta bahagia?. Yah, bagaimanapun gue percaya bahwa cinta itu bersifat umum, tidak hanya untuk seorang kekasih saja.

Dan karena itu pun, gue akhirnya dicurhati oleh Salma ke arah yang lebih private lagi. Bukan, gue gak dicurhatin sama dia masalah pakaian dalam yang cocok di baju dia, tetapi curhat yang jarang banget dia bagikan kepada orang lain, bahkan gak pernah.

Gue merasa keren.


akhirnya gue punya pacar, dan tidak lama setelah gue punya pacar, dia putus sama pacarNYA (oh men), seperti biasa kita masih sering ber-sms ria, bercanda ria layaknya seorang sahabat, sampai dimana gue tau dia mutusin buat nggak ngehubungin gue lagi gara gara hubungan kita semakin dekat (pikirnya), tanpa gue tau alasan yang jelas
apa sih susahnya ngomong ? SMS gag pernah? TLP gag pernah?  *Trus dia jawab “gue gak punya pulsaaaaa” (lah malah ngiklan?)


Bagus sekali kawanku.

Kampret. Anti klimaks.

-

Selesai berbicara masalah Salma, sekarang gue ingin bercerita tentang Galby.

Gue mengenal dia juga lewat dunia maya Sama kayak si salma. Wall-wall’an bareng, chatting, sampe dia minta nomer gue buat sms-an (gue merasa keren untuk yg kedua kalinya). Waktu berjalan terus, dan akhirnya dia minta buat kluar bareng.
Tapi, sampai pertengahan kelas XI kami enggak deket banget. Kami mulai deket saat temen gue yang namanya Sandi (Cowok, menurut dia dan orang tuanya) ngasih coklat ke galby. (strike)
Hal yang gue gak sangka sebelumnya, ternyata Galby lebih baik dari yang gue kira. Dia enggak pernah menggigit gue seperti kebanyakan betina yang lainnya (Bentar, Galby itu orang apa anjing sih).

Waktu berlalu, entah kenapa suatu hari gue kepikiran untuk nembak si Galby

Awalnya, Galby terlihat cukup berminat. Tapi dia bilang buat pikir pikir dulu. Entah kenapa, gue terus paksa dia buat menjawab cinta gue hari itu juga. Tapi gag di jawab juga (kasian)

1 hari

2 hari
Dia pun menerima cinta gue.

*terdengar suara terompet tahun baru dari kejauhan*

cinta kita awet (emang di formalin?),
Kembali ke salma

Gue coba buat ngejelasin semuanya, kesalahpahaman kita berdua
Gag lama kemudian dia bales sms gue. Dia ngaku kalo dia suka sama gue (oh men, gue merasa keren untuk yg ketiga). Sebagai cowok yang emang cowok, gue gag mungkin ninggalin galby gitu aja, tapi di satu sisi emang gue masih gag rela kalau harus kehilangan salma
Sampe pada akhirnya gue mutusin buat kita jadi teman saja, dan dia pun meng-IYAkan (huuu uu)

Tetep Teman kan ?? :D



Dan akhirnya gue teringat kata-kata guru bahasa Indonesia gue.

“Pertemanan bisa jadi cinta, cinta harus bisa jadi pertemanan”.

Dan itu lah yang gue lakuin sekarang lakuin.

#Now Playing : Imam chance – Un friend you.

-

Kembali ke awal cerita. Hal yang gue sadari dari pertemuan kami ini adalah, jatuh cinta itu unik, seperti jatuh ke jurang.

Lihat saja, seorang yang tengah berpacaran, pernah ngerasain enaknya rasa terbang, namun pernah juga merasakan saat sakitnya terkena hal-hal yang menghambat di udara dan mungkin akan merasakan sakitnya mendarat saat jatuh cinta, seperti yang sedang Salma rasakan sekarang ini. Resah dan gelisah.

Sementara seorang jomblo, pernah merasakan kalau jadi jomblo itu bebas, namun terkadang mereka juga pernah merasakan rasa ingin mencinta dan akhirnya galau karena tidak mempunyai cinta.

Tapi sebenarnya, cinta yang ideal itu seperti apa?

Menurut gue, cinta yang ideal adalah seperti yang gue bilang tadi, “Cinta satu arah”. Kenapa?

Cinta itu artinya luas. Dapat mencintai keluarga, Negara, sahabat, bahkan kekasih. Dan setiap cinta pasti diawali dengan rasa ingin memberi semua yang terbaik agar apapun yang kita cintai itu bahagia. Dan secara otomatis apabila orang yang kita cintai bahagia kita pasti bahagia.

Kalau untuk masalah kekasih, apabila kamu yakin seseorang akan bahagia karenamu, izinkanlah dia untuk memiliki hatimu, berikanlah cintamu untuknya. Apabila kamu tidak yakin, ikhlaskan dia mencintai seseorang yang akan membuat dia bahagia.

Buatlah dia bahagia, jangan buat dia merana.

Karena cinta adalah ingin memberi, bukan ingin menerima. Sebagai warga Negara, yang terbaik adalah memberi hal terbaik yang dapat kita berikan untuk Negara. Sebagai anggota keluarga, sahabat , kekasih pun seperti itu.

Karena cinta itu ingin memberi. Apabila semua orang saling ingin memberi, semua akan menerima. Apabila semua orang ingin menerima, siapa yang akan memberi?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar